basmi kutu


Rasa-rasanya semua orang sudah familier dengan jenis kutu yang satu ini. Kutu rambut, dalam artikel di kompas.com disebutkan bahwa kutu rambut ini telah ada sejak manusia modern bermigrasi. Dari rambut mumi berusia 1000 tahun yang ditemukan di Peru, para peneliti menemukan 900 ekor kutu rambut dari dua kepala mumi yang ditemukan tersebut. Jumlah yang luar biasa bukan? Di duga rambut mumi yang dikepang tersebut merupakan surga bagi kutu karena jarangnya rambut disisir.
Kutu rambut sendiri bentuknya sangat kecil berwarna coklat terang. Kutu-kutu tersebut akan bertelur berwarna abu-abu yang menempel di helai rambut sekitar 1-2 cm dari akar rambut. Jika telur kutu ada jauh dari akar rambut berarti sudah menetas atau telur mati. Kutu mulai meletakkan telur-telurnya setelah mereka berusia 2 minggu, seekor kutu dapat bertelur sebanyak 6-8 telur. Telur-telur tersebut dapat menetas setelah 1 minggu. Sehingga dalam waktu yang singkat saja seseorang telah memiliki ratusan kutu di kepalanya jika tidak ada tindakan apa-apa. Kutu rambut tidak dapat terbang dan melompat. Mereka pindah dari kepala satu ke kepala yang lain saat dua kepala tersebut berdekatan, misalnya saat berjalan bersama-sama dengan pembawa kutu rambut. Kutu rambut tersebut membutuhkan kondisi yang hangat dan darah untuk bertahan hidup. Dalam sehari kutu bisa menghisap darah 3-4 kali karena kutu akan dehidrasi jika dalam 6 jam tidak ada darah yang dihisap (iklim kering) dan 24 jam jika iklim basah/lembab. Kutu tidak pandang bulu dalam memilih kepala untuk hidup, yang penting hangat dan berdarah, jadi walaupun rambutnya tebal/tipis, bersih/kotor, warnyanya hitam/pirang/merah/coklat, panjang/pendek, tetap saja asal manusia hidup maka kutu akan dapat berkembang biak.
Saat saya masih kecil dulu, saya sangat jarang kena kutu karena ibu saya akan segera menyemprot rambut saya dengan baygon (ganas sekali ya). Ibu saya bilang obat kutu rambut yang biasa tidak akan mempan membasmi kutu rambut. Metode ini sangat popular di antara sepupu-sepupu saya. Jadi tiap kali ada yang berkutu maka semprotan Baygon akan beraksi, yang saya maksudkan disini bukan Baygon Spray, tapi Baygon cair yang disemprot manual. Bisa dibayangkan prosesnya seperti apa. Saat itu saya dan sepupu-sepupu tidak berpikir apakah rambut akan menjadi rontok atau rusak atau malah kita sendiri yang keracunan, yang penting gatal yang mengganggu itu bisa segera hilang. Biasanya jika saya iseng mandi di kali di seberang rumah yang memang digunakan untuk aktifitas bersih-bersih, maka kutu itu akan datang lagi. Sehingga kemudian saya menahan diri untuk tidak mandi di kali. Beranjak besar saya sudah tidak pernah tertular kutu lagi.
Sampai suatu ketika saat saya sudah lulus kuliah dan diterima kerja, saya ketularan kutu lagi. Bayangkan, saya hampir 24 tahun, dan sedang menunggu panggilan untuk mulai kerja. Saat itu saya dan saudara-saudara yang lain mencoba kolam renang baru yang sumber airnya asli dari mata air tanah. Pengunjungnya banyak sekali dan dari tingkatan sosial yang merata, maklum walaupun namanya kolam renang namun karena dari mata air ya kolam sungai juga namanya. Pulang dari sana, kepala saya langsung gatal-gatal, namun saya tidak berpikir kalau sudah ada kutu yang nyangkut. Betapa paniknya saya ketika sudah menyadari bahwa kutu sudah beranak pinak di kepala saya. Seribu jurus saya coba kecuali baygon (karena takut rontok) akhirnya tepat ketika saya mulai kerja, kutu-kutu itupun menghilang (bayangkan ketika mulai kerja masih ada telur kutu yang kelihatan menempel di rambut….malunya itu….)
Selanjutnya saya tidak mengalami problem kutu lagi bahkan ketika anak perempuan saya sudah pandai bergaul, tidak ada masalah kutu yang mengganggu. Sampai setahun yang lalu, akhir November 2006, ada pengasuh baru untuk anak-anak saya yang berasal dari suatu kampung di Jawa. Setelah sakit panas, anak perempuan saya tiba-tiba garuk-garuk kepala terus dan akhirnya setelah keramas di sore hari, tantenya menyisir rambut anak saya. Dari situ tampak beberapa ekor kutu yang nongol secara tidak sengaja. Dengan kehebohan yang luar biasa, adik saya langsung bergerilya mencari kutu di rambut anak saya dan ternyata sore itu puluhan ekor bisa dimusnahkan secara manual. Pengasuh baru itu bilang bahwa memang biasa anak yang habis sakit panas terkena kutu. Saya sendiri tidak percaya, karena setahu saya, kutu tidak mungkin muncul dengan sendirinya. Sedikitpun saya tidak berpikir bahwa pengasuh baru yang baru berumur belasan tahun itulah sumber kutu di rumah. Malam itu juga kami serumah terutama yang perempuan menggunakan obat kutu agar kutu musnah secara permanen dari rumah kami. Baru besoknya saya tahu bahwa ternyata di rambut pengasuh baru itu, telor-telor kutu tampak jelas menempel hampir diseluruh helai rambutnya…waaah dia ternyata lempar batu sembunyi tangan. Belum sempat saya mengingatkan pengasuh itu, sorenya dia pamit pulang, berhenti dari kerja. Ya..sudah, setidaknya sumber kutu sudah pergi.
Keadaan di rumah tenang kembali tanpa ada tanda-tanda kehadiran kutu rambut, sampai minggu lalu adik saya mengeluh rambutnya gatal-gatal. Kembali kami tidak berpikir bahwa mungkin kutu yang hinggap lagi yang membuat rambut terasa gatal. Kami pikir, mungkin ketombe atau kebersihan rambut yang kurang, sampai sabtu pagi kemaren tidak sengaja ada kutu yang nempel di kuku adik saya ketika dia menggaruk-garuk. Waaahh, bencana lagi karena saya juga merasakan terasa ada yang kemremet (apa ya bahasa indonesianya?) di kepala saya. Saya juga lihat anak perempuan saya berulang kali menggaruk-garuk kepalanya. Lalu pengobatan dimulai, dan saat mengobati itulah kembali rekor kutu terbanyak ada di kepala anak saya. Sampai sekarang saya masih tidak habis pikir, kali ini darimana kutu berasal? Dari sekolah anak saya? Dari penitipan anak? Atau dari mana? Yang jelas mulai saat ini kami harus lebih sering mengurusi rambut agar kutu-kutu itu tidak sempat beranak pinak. Senin kembali ke kantor langsung saya browsing mengenai kutu ini, karena kalau bisa saya tidak ingin menggunakan obat kimia lagi karena selain lama-lama si kutu bisa resisten, saya kawatir rambut yang sudah menipis ini semakin rontok saja. Dan mengingat asal kutu yang sekarang ini tidak terdeteksi maka perawatan dan pencegahan harus semaksimal mungkin di lakukan agar gatal-gatal yang mengganggu bisa dihindari.
Selanjutnya, saya bagi trik yang saya dapat dari browsing:
<!--[if !supportLists]-->1. Sering-sering menyisir rambut dengan sisir yang giginya sangat rapat (bahasa jawa:serit/suri).<!--[endif]-->
<!--[if !supportLists]-->2. Gunakan kondisioner setelah keramas dan langsung disisir dengan serit/suri. Lakukan 2 hari sekali selama 10 hari berturut-turut sampai kutu tidak ditemukan lagi<!--[endif]-->
<!--[if !supportLists]-->3. untuk mengangkat telur yang menempel dan susah diambil, lumuri rambut dengan cuka dan selanjutnya disisir dengan serit/suri<!--[endif]-->
<!--[if !supportLists]-->4. Bisa juga menggunakan hairdryer dengan panas sedang, diarahkan ke akar rambut selama 30 menit. Sebenarnya cara ini akan terasa cukup panas buat anak, namun buat orang tua, bisa dicoba. <!--[endif]-->
<!--[if !supportLists]-->5. Jika rambut anak panjang, maka ikat/kuncir/kepang rambut untuk mengurangi kemungkinan si kutu berpindah-pindah.<!--[endif]-->
<!--[if !supportLists]-->6. Jika ingin tanpa obat kimia, bisa menggunakan air jeruk nipis yang dioleskan secara merata ke akar rambut satu jam sebelum keramas. Perlu dilakukan berulang kali untuk hasil maksimal.<!--[endif]-->
<!--[if !supportLists]-->7. Jika terpaksa menggunakan obat kimia, ulangi pemakaian setelah 7 hari untuk memutus siklus hidup kutu secara tuntas.<!--[endif.(corat coret ku)